Sabtu, 05 November 2016

Jokowi Minta Kendala Bandara Kulon Progo Segera Teratasi


Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan pembangunan Bandar Udara Kulon Progo di Yogyakarta harus segera dilakukan. Namun, bandara seluas 637 hektare ini akan dibangun seperlunya alias sederhana, tidak terlampau besar seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan, karena bandara ini dibangun secara sederhana maka pengadaan tanah pun tidak akan besar-besaran. Semuanya dipastikan hanya dibangun seperlunya saja.

"Arahan Presiden adalah pembangunan atau relokasi bandara dari Adi Sutjipto ke Kulon Progo harus segera dilakukan. Nanti hal-hal lain akan dihitung PT Angkasa Pura I dengan bantuan Gubernur Yogyakarta tentang skala dan besarannya. Sehingga tidak juga membuat pengadaan tanah sebesar-sebesarnya, tapi pengadaan tanah cukup yang diperlukan saja," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/5/2016).

Apalagi, sambung mantan Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini, lokasi bandara tersebut juga berdekatan dengan Bandara Adi Soemarno Solo dan bandara kecil yang akan dibangun pemerintah di Purwokerto. Sehingga, bandara tidak akan dibangun sebesar Bandara Soetta yang memerlukan lahan sekitar 1.000 ha.

(Baca: Jokowi Minta Kendala Bandara Kulon Progo Segera Teratasi)

"Jadi ini tidak sebesar Bandara Soetta yang perlu 1.000 hektare. Tapi disesuaikan sehingga aspirasi daerah dan kelayakan usaha, serta keselamatan operasi penerbangan juga masih dapat diperhatikan," jelasnya.

Sementara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, pihaknya bersama AP I telah menyelesaikan proses penilaian (appraisal) mengenai rencana pembangunan bandara tersebut pada 15 April 2016. Namun, pihaknya akan mengumumkan keputusan mengenai harga lahan per meternya pada 14 Juni 2016 mendatang.

"Appraisalnya kita umumkan 15 April kemarin, dimana nanti tanggal 14 Juni itu harus sudah bisa diselesaikan musyawarah dengan masyarakatnya. Jadi keputusan itu tanggal 14 Juni untuk masalah harga per meternya," pungkas Sultan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas alias ratas untuk membahas pembangunan Bandar Udara Kulon Progo, Yogyakarta. Pembangunan bandara mutakhir seluas 637 hektare itu masih terganjal dengan masalah pembebasan lahan.

Jokowi mengatakan, rencana pembangunan bandara Kulon Progo ini pada dasarnya telah berlangsung lama. Namun, hingga saat ini belum dimulai proses pengerjaannya di lapangan. Padahal, Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta telah kelebihan beban‎.

"‎Kita tau semuanya, Bandar Udara Adi Sutjipto‎ melayani 3,5 juta per tahun pada kapasitas bandara hanya 1,5 juta penumpang per tahun. Dan peningkatan kapasitas bandara ini memberikan dampak dan nilai tambah pada perekonomian daerah, khususnya Yogyakarta," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/5/2016). 

Mengurai masalah itu, Jokowi ingin kendala tersebut segera teratasi. Dan pembangunan bandara yang dilengkapi landasan sepanjang 3.250 meter segera terlaksana. Sebab, dirinya menginginkan pemerintah dapat bergerak cepat menyelesaikan masalah pembangunan infrastruktur.

"‎Kami ingin bergerak cepat menyelesaikan masalah yang ada, terutama dalam pembangunan infrastruktur. Dan kita tidak ingin menunda-nunda lagi karena infrastruktur kita memang telah tertinggal jauh dengan negara lain," imbuh dia.

(Baca: Delapan Negara Siap Menyambut Bandara Baru Yogyakarta)

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap, pembangunan bandara ini dapat direncanakan dengan matang. Pasalnya, pembangunan infrastruktur ini tidak hanya untuk jangka waktu 5-10 tahun, namun untuk bisa digunakan hingga 30 sampai 50 tahun.

"‎Dan terintegrsi dengan moda lainnya, baik bus maupun kereta api. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan," tandasnya. 

YOGYAKARTA - Insan pariwisata di Yogyakarta sedang menggantang asa terhadap NewYogyakarta di Kulonprogo. Bandara baru yang diyakini akan mendongkrak angka wisatawan mancanegara ke wilayah ini. Pasalnya, selama ini jumlah penerbangan langsung ke Yogyakarta masih minim karena kondisi Bandara Adisutjipto yang kurang memadai.

Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta, Aris Riyana mengungkapkan, bila bandara baru di Kulonprogo selesai dibangun, setidaknya delapan negara menyatakan siap membuka penerbangan langsung ke Kota Gudeg. Delapan negara tersebut di antaranya Vietnam, Thailand, Inggris, Prancis, Italia, Arab Saudi. 

Saat ini, baru ada dua negara yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta, yaitu Malaysia dan Singapura. “Itupun dilakukan oleh maskapai penerbangan mereka (negara masing-masing) bukan dari maskapai dalam negeri,” tutur Aris, Senin (2/5/2016).

Menurutnya, dengan dibukanya bandara baru, ia yakin Yogyakarta tidak hanya menjadi tujuan wisata terkemuka di ASEAN juga dunia. Optimisme ini sejalan dengan semangat pariwisata di Yogyakarta yaitu Bringing World to Yogyakarta and Bringing Yogyakarta to World

Data saat ini melansir arus wisatawan asing ke Yogyakarta berkisar 300 ribu orang. Dan dengan adanya bandara baru bisa mendongkrak arus wisatawan mancanegara. Apalagi daerah ini memiliki interkoneksi ke beberapa tujuan wisata terkemuka di Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur. Candi Buddha ini lebih dekat dengan Yogyakarta dibanding Kota Semarang ataupun Solo. 

New Airport Portofolio Project PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Andriyanto menuturkan, pihaknya mempersiapkan bandara yang baru ini menampung setidaknya 15 juta penumpang. Jauh melampaui jumlah kunjungan penumpang di Bandara Adisutjipto saat ini yang sudah 6,7 juta orang. 

Bandara baru ini juga akan memiliki parking stand yang cukup banyak untuk menampung pesawat yang masuk. “Bandara baru ini bisa menampung 40 buah pesawat. Jika diperlukan bisa ditambah lagi karena luasan masih memadai,”tambahnya.

Agus yakin, ketika bandara baru mulai beroperasi tahun 2019 atau 2020 mendatang, maskapai penerbangan yang akan masuk ke Yogyakarta semakin banyak. Tak hanya domestik, karena saat ini sudah banyak maskapai internasional yang menyatakan tertarik untuk menyelenggarakan penerbangan langsung.

“Saat ini di Bandara Adisutjipto baru ada dua penerbangan Silk Air ke Singapura dan Air Asia ke Kuala Lumpur. Kalau bandara baru beroperasi nanti akan semakin banyak lagi, bahkan Eropa sekalipun,” ujarnya. 

Tidak ada komentar:
Write komentar

Games

Hosting Unlimited Indonesia