Masih muda dan kreatif. Kalimat itu pantas disandangkan kepada Nova Aditya Prambudi. Meski usia baru menginjak 24 tahun, Nova sudah mampu mendirikan perusahaan pengolahaan pangan siap saji. Merek dagang produk Nova bernama Mangano.
Konsep diterap Nova sangat unik. Beberapa makanan siap saji yang diawetkan pria kelahiran 26 November 1991 adalah Rendang Daging Sapi, Rendang Jengkol, Semur Daging Sapi, Opor Ayam dan Kari Ayam.
"Semuanya saya jual retail secara online dan sempat ada di Carrefour di kawasan Jabodetabek," kata Nova saat berbincang dengan Otonomo.co.id, beberapa waktu lalu.
Mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta itu menuturkan, inovasi teknologi yang digunakan adalah dengan memanfaatkan rempah-rempah sebagai pengawet alami.
Kata dia, senyawa tersebut mengandung senyawa anti oksidan, bakteri sidal, bakteri statik dan germisidalspora. Fungsinya untuk menghambat germinasi spora, fungisidal dan fungistatik.
Konsep diterap Nova sangat unik. Beberapa makanan siap saji yang diawetkan pria kelahiran 26 November 1991 adalah Rendang Daging Sapi, Rendang Jengkol, Semur Daging Sapi, Opor Ayam dan Kari Ayam.
"Semuanya saya jual retail secara online dan sempat ada di Carrefour di kawasan Jabodetabek," kata Nova saat berbincang dengan Otonomo.co.id, beberapa waktu lalu.
Mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta itu menuturkan, inovasi teknologi yang digunakan adalah dengan memanfaatkan rempah-rempah sebagai pengawet alami.
Kata dia, senyawa tersebut mengandung senyawa anti oksidan, bakteri sidal, bakteri statik dan germisidalspora. Fungsinya untuk menghambat germinasi spora, fungisidal dan fungistatik.
"Kalau bahasa awamnya rempah- rempah secara alami mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan spora yang ada dalam makanan yang kami olah," ujarnya.
Kemudian, menurut Nova, makanan siap saji itu dibungkus menggunakan empat layer kemasan aluminium khusus. Kata dia, aluminium itulah yang tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan tinggi.
"Kami memiliki kode rahasia sendiri yang didapat langsung dari jepang," ucap dia.
Proses selanjutnya adalah melakukan sterilisasi termal dengan memodifikasi teknik sterilisasi makanan kaleng. Makanan siap saji merek Mangano di pasaran dipatok Rp40 ribu per bungkus untuk Rendang Sapi dan Semur Daging Sapi.
Kemudian untuk Opor Ayam, Kari Ayam, dan Rendang Jengkol dipatok Rp30 ribu per bungkus. Satu bungkus Mangano beratnya 150 gram dengan saran penyajian untuk dimakan dua orang hingga tiga orang.
"Tentu lebih mahal, karena makanan kami memiliki kelebihan tahan hingga 14 bulan dalam suhu normal. Tentunya tanpa menggunakan bahan pengawet," ucap Nova.
Selain enam jenis santapan nusantara tadi di atas, Nova juga mengaku pernah mengawetkan Nasi Goreng Ikan Tuna, Mangut Pari dan Gudeg.
"Satu lagi yang kami awetkan khusus untuk tanggap bencana yaitu arem-arem atau lontong," tutur dia.
Nova menambahkan, awalnya ide mengawetkan makanan itu mucul ketika dia membuka usaha pertama yakni kue bolu talas. Saat itu banyak yang diretur dan membuatnya merugi. "Sehingga saya ingin membuat makanan yang tahan hingga 1 tahun," ujarnya.
Kemudian, menurut Nova, makanan siap saji itu dibungkus menggunakan empat layer kemasan aluminium khusus. Kata dia, aluminium itulah yang tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan tinggi.
"Kami memiliki kode rahasia sendiri yang didapat langsung dari jepang," ucap dia.
Proses selanjutnya adalah melakukan sterilisasi termal dengan memodifikasi teknik sterilisasi makanan kaleng. Makanan siap saji merek Mangano di pasaran dipatok Rp40 ribu per bungkus untuk Rendang Sapi dan Semur Daging Sapi.
Kemudian untuk Opor Ayam, Kari Ayam, dan Rendang Jengkol dipatok Rp30 ribu per bungkus. Satu bungkus Mangano beratnya 150 gram dengan saran penyajian untuk dimakan dua orang hingga tiga orang.
"Tentu lebih mahal, karena makanan kami memiliki kelebihan tahan hingga 14 bulan dalam suhu normal. Tentunya tanpa menggunakan bahan pengawet," ucap Nova.
Selain enam jenis santapan nusantara tadi di atas, Nova juga mengaku pernah mengawetkan Nasi Goreng Ikan Tuna, Mangut Pari dan Gudeg.
"Satu lagi yang kami awetkan khusus untuk tanggap bencana yaitu arem-arem atau lontong," tutur dia.
Nova menambahkan, awalnya ide mengawetkan makanan itu mucul ketika dia membuka usaha pertama yakni kue bolu talas. Saat itu banyak yang diretur dan membuatnya merugi. "Sehingga saya ingin membuat makanan yang tahan hingga 1 tahun," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Write komentar